Pendahuluan
Air bersih adalah kebutuhan paling dasar bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, meskipun hampir 70% permukaan bumi ditutupi oleh air, hanya sebagian kecil yang layak untuk dikonsumsi. Krisis air bersih menjadi ancaman global, terutama di negara berkembang yang masih menghadapi tantangan dalam akses, pengelolaan, dan distribusi air. Air bersih bukan hanya kebutuhan biologis, tetapi juga hak asasi manusia yang diakui oleh PBB.
Artikel ini akan membahas pentingnya air bersih dalam kehidupan sehari-hari, peranannya dalam kesehatan, ekonomi, dan lingkungan, serta tantangan global terkait pengelolaannya, dengan merujuk pada beberapa literatur ilmiah dan buku referensi terpercaya.
1. Air Bersih dan Kesehatan
Air bersih sangat penting untuk menjaga kesehatan manusia. Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 829.000 orang meninggal setiap tahun karena diare akibat konsumsi air yang tercemar dan sanitasi buruk.
Dalam buku “Water and Sanitation Services” oleh José Esteban Castro dan Léo Heller (2009), dijelaskan bahwa air bersih memainkan peran penting dalam pencegahan penyakit seperti kolera, tifus, hepatitis A, dan diare. Tanpa akses terhadap air yang bersih dan sanitasi yang memadai, masyarakat, khususnya anak-anak, berada dalam risiko tinggi terjangkit penyakit yang mengancam jiwa.
Selain untuk diminum, air bersih juga diperlukan untuk mencuci tangan, mandi, dan membersihkan peralatan makan serta lingkungan. Kebiasaan higienis ini merupakan pertahanan utama terhadap penyakit menular.
2. Air Bersih sebagai Hak Asasi Manusia
Sejak tahun 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi menyatakan bahwa akses terhadap air bersih dan sanitasi adalah hak asasi manusia. Artinya, setiap orang berhak mendapatkan air yang cukup, aman, dapat diterima, terjangkau, dan mudah diakses.
Dalam buku “The Human Right to Water and Sanitation” oleh Inga T. Winkler (2012), dijelaskan bahwa hak atas air bersih mencakup bukan hanya akses terhadap air, tetapi juga kualitas dan kuantitasnya. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin ketersediaan air bersih bagi seluruh rakyatnya.
Konsep ini menempatkan air bersih bukan sebagai komoditas pasar, tetapi sebagai kebutuhan yang harus disediakan untuk semua, tanpa diskriminasi.
3. Air Bersih dan Ketahanan Pangan
Air bersih juga sangat berperan dalam sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ketahanan pangan. Tanpa air yang cukup dan layak, tanaman tidak bisa tumbuh optimal dan produksi pangan pun terganggu.
Dalam buku “Water for Food Water for Life: A Comprehensive Assessment of Water Management in Agriculture” oleh David Molden (2007), dijelaskan bahwa pertanian menyumbang sekitar 70% dari total konsumsi air tawar global. Oleh karena itu, efisiensi dalam penggunaan air untuk irigasi dan pertanian sangat penting demi menjaga ketersediaan air bersih bagi sektor lain.
Jika air yang digunakan untuk pertanian tercemar, hasil pertanian pun bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia.
4. Air dan Pembangunan Ekonomi
Akses air bersih berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Masyarakat yang memiliki akses terhadap air bersih akan lebih sehat, produktif, dan mampu menjalani aktivitas sosial dan ekonomi secara optimal.
Dalam buku “Blue Covenant: The Global Water Crisis and the Coming Battle for the Right to Water” oleh Maude Barlow (2007), disebutkan bahwa krisis air bersih dapat memperburuk kemiskinan dan ketimpangan sosial. Banyak wilayah yang mengalami kekeringan atau pencemaran air memiliki tingkat pengangguran dan kemiskinan yang tinggi.
Sebaliknya, investasi dalam penyediaan air bersih dan sanitasi akan menghasilkan pengembalian besar melalui peningkatan produktivitas, pengurangan beban biaya kesehatan, dan pembangunan ekonomi lokal.
5. Tantangan dan Solusi Global
Krisis air bersih dihadapi oleh banyak negara akibat pertumbuhan penduduk, polusi, perubahan iklim, dan kurangnya pengelolaan sumber daya air. Badan PBB memperkirakan bahwa pada tahun 2050, hampir 5 miliar orang akan tinggal di wilayah yang mengalami stres air.
Buku “Managing Water Under Uncertainty and Risk” oleh UNESCO (2012) menggambarkan berbagai tantangan yang dihadapi dunia dalam mengelola air bersih secara berkelanjutan. Solusi yang disarankan mencakup manajemen terpadu sumber daya air, konservasi, pemanfaatan teknologi, serta edukasi masyarakat.
Teknologi seperti daur ulang air limbah, penggunaan air hujan, dan desalinasi menjadi beberapa inovasi yang mulai banyak diterapkan untuk menghadapi keterbatasan sumber daya air.
Tindakan yang Dapat Dilakukan Masyarakat
Akses terhadap air bersih tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan lembaga internasional, tetapi juga masyarakat luas. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil individu maupun komunitas:
- Menghemat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
- Tidak membuang limbah ke sumber air, baik di sungai, danau, maupun laut.
- Melestarikan hutan dan daerah resapan air, karena berperan penting dalam menjaga siklus air.
- Mendukung program-program pemerintah terkait penyediaan air bersih dan sanitasi.
- Mengedukasi anak-anak sejak dini tentang pentingnya menjaga air bersih.
Kesimpulan
Air bersih adalah elemen penting dalam kehidupan manusia, berperan dalam kesehatan, pangan, ekonomi, dan lingkungan. Tanpa akses air bersih, kualitas hidup manusia akan menurun drastis. Oleh karena itu, menjaga dan menyediakan air bersih merupakan tanggung jawab bersama, baik oleh pemerintah, organisasi internasional, maupun masyarakat secara individu.
Transformasi menuju pengelolaan air yang berkelanjutan membutuhkan komitmen global dan kesadaran lokal. Investasi di sektor ini adalah investasi untuk masa depan generasi yang sehat, produktif, dan berdaya.
Referensi Buku:
Barlow, M. (2007). Blue Covenant: The Global Water Crisis and the Coming Battle for the Right to Water. The New Press.
Castro, J. E., & Heller, L. (2009). Water and Sanitation Services: Public Policy and Management. Earthscan.
Molden, D. (2007). Water for Food, Water for Life: A Comprehensive Assessment of Water Management in Agriculture. Earthscan and IWMI.
UNESCO. (2012). Managing Water under Uncertainty and Risk. The United Nations World Water Development Report 4, Volume 1.
Winkler, I. T. (2012). The Human Right to Water: Significance, Legal Status and Implications for Water Allocation. Hart Publishing.