Skip to content

PTALI

Categories
news news

Pelatihan Pengelolaan Organisasi P-TALI yang Baik

Tema                 : “Pelatihan Pengelolaan Organisasi P-TALI yang Baik

Hari/Tanggal    : Senin, 25 April 2022

Pukul               : 14.00 – 17.00 WIB

Tempat            : Aplikasi Zoom Meeting

Link Meeting    : shorturl.at/bqG25

Meeting ID       : 748 232 8168

Passcode          : 584200

Jumlah Peserta : 40 orang

Dalam rangka kegiatan peningkatan kualitas kerja, P-TALI (Perkumpulan Forum Tenaga Ahli Lingkungan) dengan ini mengadakan “Pelatihan Pengelolaan Organisasi P-TALI yang Baik” agar proses kerja menjadi lebih maksimal dan optimal. Kegiatan berlangsung selama 3 jam secara daring (online) melalui aplikasi zoom meeting dengan peserta hadir sebanyak 40 orang terdiri dari wakil ketua umum, ketua P-TALI Daerah dan wakil ketua P-TALI Daerah maupun yang mewakili.

Memasuki acara kegiatan dibuka oleh Bapak Asnil, S.P. selaku Moderator acara, dengan sedikit pemaparan terkait kondisi P-TALI saat ini serta harapan untuk menjadi lebih baik kedepannya.

Pukul 14.10 WIB pemaparan materi pertama oleh Prof. Dr. Ir. Kartina AM., M.P. selaku Koordinator Peningkatan Kapasitas SDM P-TALI dengan materi tentang “Kepemimpinan Organisasi Profesional P-TALI”.

Pada materi yang dibawakan Prof. Kartina membagi menjadi 3 (tiga) bagian, yang terdiri dari Prinsip Kepemimpinan, Komitmen Kepemimpinan dan yang melatar belakanginya (pendahuluan).

Prof. Kartina menyatakan bahawa “Keberhasilan seorang pemimpin dalam melaksanakan serangkaian peranan kepemimpinannya tidak hanya ditentukan dari prinsip dan komitmennya sebagai pemimpin tetapi juga sangat ditentukan dari tingkat kualitas hubungan antara pemimpin dengan anggotanya”.

Selain itu Prof. Kartina menyimpulkan bahwa “Inti dari prinsip kepemimpinan adalah kepemimpinan membutuhkan pembelajaran dan proses waktu dalam pembentukkannya. Prinsip akan dimiliki ketika ada kesiapan, komitmen, dan konsistensi. Dan Inti dari komitmen kepemimpinan adalah kepemimpinan yang memiliki keyakinan terhadap sesuatu yang dianggap baik dan benar serta melihat sesuatu berdasarkan kondisi tertentu”. 

Berikut ini landasan atau latar belakang yang menjadi acuan dalam pembahasan materi Prof. Kartin :

  • Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri >> hidup dalam suatu kelompok.
  • Suatu kelompok yang dinamis dipimpin oleh seorang pemimpin >> mempunyai prinsip dan komitmen dalam mencapai tujuan bersama.
  • Kepemimpinan seorang pemimpin tidak dapat dilepaskan dari masalah hubungan antar pribadi.
  • Pemimpin dengan sifat-sifat di dalam kepribadiannya harus menyesuaikan diri dengan kepribadian anggota kelompok/organisasinya >> demikian sebaliknya
  • Kepribadian manusia cenderung bersifat stabil (permanen) atau sulit berubah >> dengan kemauan keras dapat berubah /berkembang untuk mengurangi aspek-aspek kepribadiannya yang bersifat negatif, agar tidak merugikan dalam mewujudkan kepemimpinannya.
  • Kepribadian bukan yang diucapkan seseorang tetapi aksi dan reaksi yang tampak berupa sikap dan perilaku. Setiap pemimpin dituntut untuk menampilkan kepribadian yang menyatu antara ucapan dengan sikap dan tingkah lakunya.
  • Kepemimpinan berdasarkan pendekatan yang bersifat perilaku adalah kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berfikir dan berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu (Wahjosumidjo,1987:26)

Memasuki pada materi Prinsip Kepemimpinan, beberapa yang disampaikan sebagai berikut :

Prinsip :

Asas (kebenaran menjadi pokok dasar untuk berpikir, bertindak, dan sebagainya); dasar KKBI (2005-896)

8 Ciri Pemimpin yang berprinsip (Covey,1997:29-36)  adalah :

  • Terus belajar
  • Berorientasi pada pelayanan
  • Memancarkan energi positif
  • Mempercayai orang lain
  • Hidup seimbang
  • Melihat hidup sebagai suatu petualangan
  • Sinergistik
  • Berlatih untuk memperbaharui diri

5 Prinsip Kepemimpinan (Kouzen dan Posner,1987)

  • Mencontohkan caranya (model the way)

Pemimpin harus memberikan contoh terlebih dahulu dalam tindakan sehari-hari dan mempertunjukkan komitmen  yang mendalam atas apa yang diyakini.

Pemimpin harus mengetahui bagaimana bawahan/orang lain harus diperlakukan.

  • Menginspirasikan visi bersama (inspire a shared vision)

Pemimpin harus memiliki visi ke depan dan memimpin visi untuk kebaikan bersama. Visi adalah tujuan yang hendak dicapai bersama

  • Menantang Proses (challange the process)

Pemimpin selalu berinovasi dalam mengembangkan dan melakukan perubahan terhadap organisasi.

Perubahan tersebut dapat berupa sesuatu yang menantang proses/sistem yang sudah ada.

  • Memberi kesempatan kepada orang lain untuk berbuat (enabling other to act)

Seorang pemimpin harus menyadari bahwa tujuan organisasi tidak dapat dicapainya sendiri, tapi membutuhkan kontribusi dari individu/orang lain melalui kerjasama/kolaborasi dan kepercayaan. 

Dalam mencapai tujuan organisasi, maka penting memfasilitasi bawahan dalam mencapai tujuannya lewat pemberdayaan dan motivasi.

  • Bekerja dengan hati (encouraging the heart)

Pemimpin dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan hati yang tulus/ dengan rasa cinta/ mencintai pekerjaannya.

Pemimpin memberikan semangat, motivasi dan pengakuan kepada para individu/anggota dalam mencapai tujuan organisasi.

Inti dari Prinsip Kepemimpinan :

  • Kepemimpinan membutuhkan pembelajaran dan proses waktu dalam pembentukkannya.
  • Prinsip akan dimiliki ketika ada kesiapan, komitmen, dan konsistensi.

Penerapan Prinsip-prinsip Kepemimpinan (Covey (1997:300-3002))

  • Pengarahan dan presentasi
  • Pengembangan Masalah,
  • Manajemen Rapat
  • Pemecahan Masalah Sinergistik

Pada materi Komitmen Kepemimpinan Prof. Kartina memaparkan bahwa :

Komitmen :

  • Perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak (KKBI, 2005:584).
  • Menunjukkan kepada orang lain bahwa seseorang memiliki keyakinan Maxwell (2001:31)

3 Sifat Komitmen (Maxwell.2001:31-33) :

  • Komitmen dimulai di dalam hati >> tanya hati nurani apakah sudah benar-benar berkomitmen
  • Komitmen diuji oleh perbuatan.
  • Komitmen membuka pintu menuju prestasi. >> janji serius/komit

10 Komitmen Kepemimpinan (Kouzes dan Posner (1987:13-276))

  1. Mencari peluang/kesempatan untuk melakukan perubahan, mengembangkan/melahirkan suatu inovasi. 
  2. Berani mencoba dan mengambil resiko serta belajar dari kesalahan yang pernah dialami
  3. Membayangkan/memimpikan masa depan yang lebih baik.
  4. Memperoleh dukungan dari anggota untuk mencapai tujuan bersama.
  5. Menganjurkan dan memupuk kerjasama serta membina kepercayaan.
  6. Memberdayakan orang lain/anggota untuk terlibat secara kreatif
  7. Memberikan teladan/menjadi contoh yang baik
  8.  Mencapai kemenangan kecil yg dpt meningkatkan kemajuan scr konsisten dan membina komitmen.
  9. Menghargai sumbangan/kontribusi individu terhadap keberhasilan atau tercapainya tujuan bersama
  10. Merayakan/mensyukuri atas pencapaian keberhasilan/tujuan organisasi

Pemaparan yang dilakukan oleh Prof. Kartina berlangsung selama 25 menit, yang selanjutnya memasuki sesi pertanyaan dipimpin oleh Pak Asnil, S.P. Beberapa pertanyaan dan jawaban yang terangkum sebagai berikut :

Penanya : Slamet Wahyudi

“Dari banyaknya pengalaman dibidang kepemimpinan, menurut saya yang paling sulit itu ketika mebawahi beberapa anggota/tim yang memang dari sisi realitas itu berbeda motivasi, sikap, karakter dan perilaku. Namun semua ini kita harus ramu agar menjadi sumber kekuatan dalam tim untuk mencapai tujuan bersama. Jika demikian, seni menghadapi tim/bawahan seperti itu bagaimana?”

Jawaban :

Salah satu strategi yang dapat kita lakukan adalah pada saat pertemuan kita komunikasi, dengan memberikan pemahaman terkait tujuan dan pencapaian. Setelah itu memberikan kesempatan tim untuk memberi tanggapan atau pendapat. Kedua, perlu mengapresiasi anggota/tim meskipun anggota suka atau tidak suka terhadap pemimpin, pemimpin harus tetap memberikan apresiasi.

Penanya : Maya DDM.

“Dari model kepemimpinan yang telah dipaparkan, model mana yang paling tepat?”

Jawaban :

Setiap orang memang memiliki model kepemimpinan yang berbeda-beda, mungkin yang dapat kita terapkan paling tidak model komitmen dari seorang pemimpin menjadi patokan. Lalu dilihat tujuan dari suatu organisasi.

Penanya : Asep Nugraha

“Terkait visi dan misi organisasi, untuk kondisi sekarang ini yang memasuki era teknologi tinggi dan eskalasi yang perubahannya secara dinamis, bagaimana menentukan visi misinya? Kedua, terkait dengan kegiatan organisasi, bagaimana cara menetapkan program dan mendiskusikan ke level dibawah kepengurusan agar program tersebut efektif dilakukan?”

Jawaban :

Visi yang disusun berdasarkan visioner, jadi berjangka panjang atau memprediksi apa yang ingin dicapai. Untuk P-TALI dapat kita sesuaikan melalui pemikiran jangka panjang dengan melihat pola-pola dari teknologi yang sangat canggih. Lalu untuk misi dituangkan dalam bentuk program nyata, harus ada keterkaitan visi misi pusat diterjemahkan oleh visi misi daerah jadi satu kesatuan. Kedua, visi misi dapat dituangkan atau diterjemahkan pada pertemuan secara umum bisa munas/musda, namun pada pelaksanaannya tujuan/payung besarnya harus tergambar.

Penanya : Arif

“Bagaimana meyakinkan diri bahwa kita ini bisa menjadi pemimpin?”

Jawaban :

Sebenarnya modal untuk yakin itu sudah ada pada diri pak Arif, karena banyak orang yang memilih bapak sebagai pemimpin. Hanya perlu kepercayaan diri saja.

Penanya : Slamet Wahyudi

“Pemimpin seringkali dituntut untuk memberikan pengarahan, pembinaan bahkan pelayanan kepada anggotanya, tetapi perlu keseimbangan ketika menjadi pemimpin tentu mendapatkan kewenangan maka perlu juga diberikan penguatan. Pemimpin juga perlu diberikan peran, tidak hanya sebagai pajangan atau disisi lain perlu difasilitasi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut bagaimana cara mengolahnya? Seperti penjelasan konkrit”

Jawaban :

Konkritnya harus ada posting anggaran untuk kepemimpinan itu dalam melaksanakan program.

Penanya : Donny Erdynal

“Dalam menjalankan kepemimpinan ini apakah ada sanksi-sanksi? Missal sudah komit namun tidak terlaksana, apakah ada sanksi untuk mendorong agar cita-cita komit dapat dijalankan”

Jawaban :

Sanksi perlu, untuk pengingat dari apa yang telah disepakati bersama, apabila tidak terlaksana itu ada sanksi. Untuk menentukan sanksi perlu dibicarakan sejak awal, agar ada kesepakatan. Jika ada yang berhasil tentu harus ada apresiasi agar balancing antara yang berhasil dan yang gagal. Sanksi bisa berupa teguran atau apapun yang sudah disepakati”

Penanya : Trimo Al Djono

Saya mencoba membandingkan dibana organisasi tumbuh berkembangnya dari profil pengurus, jenis organisasi dan sebagainya. Tentu kalau P-TALI ini kan volunteer dimana orangnya disini yang mengurus tidak dibayar karena notabennya nonprofit. Nah ini semua menjadi tantangan untuk organisasi ini bersifat professional dan ada tools yang harus di capai. Jika tadi berbicara tentang sanksi tentu ini berhubungan dengan key performance index. Dimana key performance index ini perlu dijalankan, nah ini agak sulit menurut saya. Selain itu, profil P-TALI diisi oleh senior-senior tentu berbeda dengan organisasi yang didalamnya ada anak muda bahkan kondisi saat ini banyak organisasi yang digalang langsung oleh anak muda, sehingga semangat menggebu dan pergerakannya cepat. Demikian suatu pemikiran saya, mungkin ada tanggapan dari ibu?”

Jawaban :

Mungkin bisa perkuat kaum milenial di keanggotaan dan diberi peran di bidang-bidang mungkin teknologinya atau IT. Sehingga dapat mempengaruhi key performance index, dan itu memang harus terukur. Dan untuk program perlu pemikiran yang dapat diperkirakan tercapai.

Penanya : Putu Suwadike

“Untuk program jangan terlalu muluk, perlu ada rumusan program yang wajib ditentukan oleh P-TALI Pusat untuk program minimal yang dilakukan di P-TALI Daerah. Masalah kerja volunteer atau tidak menurut saya tidak berpengaruh besar, yang memiliki pengaruh itu karena tuntutan kinerjanya tidak tinggi jadi kerjanya cenderung santai di daerah.”

Jawaban :

Setuju, saran dari saya program jangan terlalu muluk namun nanti membumi melaksanakan di tingkat provinsi/daerah. Sehingga ada program skala prioritas kemudian ada program tambahan lain sebagainya. Untuk kinerja perlu ada evaluasi dan reward diakhir sehingga menjadi satu hal untuk memotivasi.

Penanya : Gunawan Wibisana

“Contoh nyata pemimpin nasional paling top itu siapa? Agar saya punya idola, yang memenuhi kriteria dari penjelasan prof. Kartina”

Jawaban :

Kalau berdasarkan kriteria sulit ditentukan karena tiap pemimpin memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Untuk contoh tentu saya ada namun bersifat rahasia.

Sesi tanya jawab berakhir pukul 15.30 WIB, dilanjut dengan pemaparan materi kedua yang disampaikan oleh Bapak Budiyono, S.P., S.T., M.A., M.Si. selaku ketua umum P-TALI dengan materi tentang “Logical Framework as Competence Building for Professional on Environment”. Namun sebelum memaparkan materi di kesempatan ini Ketua Umum mengingatkan bahwa “Pendirian P-TALI sederhana yaitu agar teman-teman tidak menganggur, ketika teman-teman selesai kerja kontrak, atau proyek atau pensiun tidak menganggur. Sehingga sebenarnya background P-TALI itu bukan dari pengangguran atau tidak bekerja atau orang yang mencari sebuah penghargaan dalam bentuk material. Oleh karena itu suatu konsekuensi masuk P-TALI itu tidak mengharapkan suatu imbalan berlebih atau keuntungan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan dalam bergabung di P-TALI kita mendapatkan suatu balas karya atau balas jasa”.

Selain itu menanggapi terkait kinerja di P-TALI Ketua Umum menyampaikan bahwa “di P-TALI itu ada balas karya, kerelaan atau balas jasa. Balas karya dapat berupa penghargaan, gaji atau honor. Pada kondisi tertentu tidak selalu berupa material dapat berupa nilai moral, nilai mental atau penghargaan suatu martabat. Sehingga dapat disimpulkan sampai saat ini belum mampu melakukan balas karya pada pengurus karena kondisinya kurang memungkinkan. Namun tidak menutup kemungkinan ini ada mimpi, seandainya bapak ibu berkontribusi secara konsisten tentu berpeluang menjadi narasumber yang secara tidak langsung tidak diberi honor oleh P-TALI tapi bisa di gaji atau dapat balas karya dari yang membutuhkan, seperti kita ini menjadi narasumber, peneliti, trainer atau bahkan menjadi pengembang organisasi atau program yang sedang disusun sehingga dapat dikatakan ini merupakan balas karya secara tidak langsung”.

Selain itu Ketua Umum pun menegaskan bahwa “Tidak dapat langsung justifikasi antara padanan kerelaan dengan balas karya jadi menurut saya kerelaan itu berlawanan dengan balas karya. Jadi tidak memungkinkan seseorang yang rela menuntut balas karya, tentu itu tidak dapat dikatakan rela dan menjadi tidak logis. Dalam perkumpulan ini memang tidak dituntuk kinerja namun dapat diukur seberapa besar kerelaan yang telah dilakukan? Seberapa besar kontribusi yang telah dilakukan terhadap perkumpulan? Oleh karena itu dari kerelaan inilah kita perlu menciptakan apa saja ukuran kerelaan yang bisa mendapatkan penghargaan atau padanannya sebuah promosi martabat atau semacam penilaian non material namun suatu penghormatan terhadap pengurus maupun anggota. Nah ini semua masih jadi pemikiran saya, seperti apa si mengukur kerelaan yang dapat memberikan manfaat?”.

Disamping itu Ketua Umum berharap dengan adanya pelatihan ini tentu menjadi satu pemahaman untuk pengurus terkait jabatan, fungsi dan tanggung jawabnya. Sehingga tidak ada lagi pertanyaan dikemudian hari terkait hal tersebut. Memasuki materi yang disampaikan, berikut ringkasan yang disampaikan :

  • Visi   : Peningkatan Kapasitas dan Peran Anggota menjadi Tenaga Ahli Lingkunggan
  • Misi : Memanfaatkan dan Memperbaiki kondisi lingkungan
  • Pendekatan : Melalui Kelembagaan Masyarakat Profesi Lingkungan dan Akademisi seerta Pengusaha
  • Strategi          :
    • Membentuk Organisasi Masyarakat Profesi Peduli Lingkungan Nasional Berkelanjutan
    • Menyelenggarakan forum Komunikasi Intelektual Lingkungan Hidup
    • Meningkatkan Kapasitas Tenaga Ahli Lingkungan
    • Mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat
    • Memanfaatkan Potensi Tenaga Ahli Lingkungan di berbagai Sektor Pembangunan Strategis Nasional dan Global.
  • Goal/Tujuan :
    • Terbentuk Badan Hukum dan Memiliki Pnegurus di Pusat dan Daerah Provinsi
    • Terselenggara Diskusi, Seminar, penelitian, konferensi, Rapat dan Memiliki Sarana KoInformasi & Kmunikasi Elektronik (Website, Journal, Media Sosial)
    • Terselenggara Pelatihan, pendampingan dan Uji kompetensi serta sertifikasi Tenaga Ahli Lingkungan
    • Terlaksana Praktik kerja professional dan bertanggung jawab dalam pengelolaan Lingkungan yang baik
    • Menjamin Profesionalitas Tenaga Ahli Lingkungan pada setiap kegiatan dan/atau usaha
  • Activities       :
    • Input 1.  Rekruitmen Anggota
    • Input 2. Intelectual Change Forum (pertukaran intelektualisme) bidang lingkungan : International conference (online), National seminar (daling and luring) dan Regional Workshop (event, luring, daring)
    • Input 3 Institutional Strengthening : Membentuk pengurus di 34 Provinsi, Menumbuhkan sumber pembiayaan Berkelanjutan, Menjalin kerjasama institusi dengan Pemerintah, Perguruan Tinggi, Organisasi profesi dan Asosiasi
    • Input 4 (Program Kerja) : Pembinaan 5000 Anggota pada tahun 2014 hingga2024 atau 500 orang per Tahun atau 147 di setiap Provinsi, Menyelenggarakan Pelatihan Setiap Tahun (Environment Leadership Training, Pelatihan Kompetensi Lingkungan dan Sertifikasi Profesi Anggota Tenaga Ahli Lingkungan), Asistensi /Pendampingan Kerja Profesi Lingkungan, Pemupukan Permodalan untuk biaya operasional kegiatan melalui unit usaha LPK dan LSP serta bantuan/sumbangan tidak mengikat

Setelah pemaparan materi, Ketua Umum memaparkan terkait tugas, hak, kewajiban, kewenangan dan fungsi dari tiap pengurus maupun para dewan baik dewan kehormatan, pakar, penasehat dan pengawaas (tertuang dalam AD ART).

Pukul 16.45 WIB pemaparan oleh Ketua Umum telah selesai dan memasuki sesi tanya jawab. Berikut ini beberapa pertannyaan dan jawaban yang terangkum :

Penanya : Natalis Situmorang

“Antara Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat itu perlu dikaji lagi terkait fungsi? Kedua, terkait pelantikan pengurus di wilayah apakah periodenya serentak di 2022-2027 disamakan dengan pusat? Di organisasi lain ada yang dapat dikeluar kan, kalua di P-TALI seperti apa dan bagaimana?”

Jawaban :

Periode SK setelah munas itu berlaku selama 5 tahun, namun jika sebelum munas tentu masih mengacu pada keputusan SK sebelumnya. Lalu untuk susunan kepengurusan tidak diizinkan merangkap antara pengurus dipusat dan daerah, sehingga perlu dimusyawarahkan. Untuk dewan sendiri itu fungsinya memang berbeda-beda, Dewan Penasehat secara garis besar menjadi sumber dana, menasehati dan memberi uang. Dewan Kehormatan dapat melakukan pemecatan atau sanksi, atau seperti pengadilan. Dewan pakar itu lebih spesifik dengan kepakarannya, lebih ke negosiasi dengan pemerintah terkait ajuan program dari P-TALI dalam bentuk kerjasama atau dukungan, dapat dikatakan bahwa Dewan Pakar merupakan Diplomatnya P-TALI.

Sebelum kegiatan ditutup, Ketua Umum menambahkan pesan kepada seluruh pengurus bahwa “P-TALI ini merupakan perkumpulan yang sudah berbadan hukum, bukan sekedar kumpulan orang-orang saja namun sudah berbadan hukum. Perkumpulan ini dapat menyamakan maksud dan tujuan di bidang sosial, kemanusiaan, kerjasama dan tidak membagikan keuntungan kepada anggota. Sehingga untuk P-TALI di daerah dapat menekankan demikian saat perekrutan. Namun secara moral kita dapat memberikan penghargaan”.

Kegiatan ditutup pukul 17.00 WIB oleh pak Asnil, S.P. selaku moderator dan diakhiri foto bersama. Secara keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar.

Dokumentasi :

Lampiran Undangan dan Materi