Pendahuluan
Setiap tanggal 11 Juli, dunia memperingati Hari Populasi Dunia yang diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hari ini menjadi momen reflektif terhadap isu-isu krusial yang berkaitan dengan pertumbuhan penduduk dunia—mulai dari kesehatan reproduksi, kesetaraan gender, perencanaan keluarga, hingga pembangunan berkelanjutan.
Peringatan ini lahir dari kekhawatiran terhadap dampak ledakan populasi global, khususnya setelah populasi dunia mencapai 5 miliar jiwa pada 11 Juli 1987. Sejak itu, populasi terus meningkat hingga melampaui 8 miliar pada November 2022, menurut laporan UN Department of Economic and Social Affairs (UNDESA). Kenaikan populasi ini menjadi tantangan global yang harus ditangani secara strategis dan kolaboratif.
Sejarah Hari Populasi Dunia
Hari Populasi Dunia pertama kali dicanangkan oleh Dewan Pengurus United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1989. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia mengenai masalah populasi serta dampaknya terhadap pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Tema-tema yang diangkat setiap tahunnya mencerminkan pergeseran fokus PBB terhadap persoalan populasi. Misalnya, pada tahun 2023, temanya adalah “Unleashing the Power of Gender Equality: Uplifting the Voices of Women and Girls to Unlock Our World’s Infinite Possibility”, yang menekankan pentingnya kesetaraan gender dalam mengelola dinamika populasi.
Fakta Terkini Tentang Populasi Dunia
- Populasi Global Saat Ini (2025): Diperkirakan sekitar 8,1 miliar jiwa.
- Pertumbuhan Populasi Tercepat: Terjadi di negara-negara berkembang, khususnya di Afrika Sub-Sahara.
- Negara Berpenduduk Terbesar: India (1,43 miliar), mengungguli Tiongkok (1,41 miliar).
- Pertumbuhan Penduduk Indonesia: Sekitar 277 juta jiwa (2024), menjadi negara ke-4 terbanyak di dunia.
Sumber: UNFPA, World Bank, World Population Prospects 2022
Tantangan Besar: Ketimpangan dan Kualitas Hidup
1. Ledakan Penduduk vs Sumber Daya Alam
Ahli demografi Dr. Joseph Chamie, mantan direktur Population Division PBB, mengingatkan:
“Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali memperburuk krisis lingkungan, mempercepat degradasi sumber daya alam, dan memperbesar tekanan terhadap pangan, air, dan energi.”
Negara-negara dengan angka kelahiran tinggi sering kali memiliki tingkat kemiskinan dan ketimpangan yang parah, sementara kapasitas sumber daya alamnya terbatas. Pertumbuhan ini juga memperbesar risiko krisis iklim, karena konsumsi energi dan emisi karbon meningkat drastis.
2. Perencanaan Keluarga yang Belum Merata
Menurut data United Nations Population Fund (UNFPA), lebih dari 257 juta perempuan di negara berkembang masih kekurangan akses terhadap alat kontrasepsi modern. Hal ini menghambat upaya pengendalian jumlah kelahiran dan meningkatkan risiko kematian ibu saat melahirkan.
Ahli kesehatan masyarakat Dr. Natalia Kanem, Direktur Eksekutif UNFPA, menyatakan:
“Perempuan harus memiliki kendali atas tubuh dan masa depannya. Tanpa hak dan akses terhadap kesehatan reproduksi, pembangunan berkelanjutan tidak akan tercapai.”
Perspektif Ahli Tentang Pertumbuhan Populasi
1. Dr. Hans Rosling – Statistikawan, penulis Factfulness
Rosling menekankan bahwa pertumbuhan penduduk global mulai melambat di banyak negara karena meningkatnya pendidikan dan akses kesehatan.
“Pendidikan, khususnya untuk anak perempuan, adalah alat paling efektif untuk menurunkan angka kelahiran. Ketika masyarakat menjadi lebih sejahtera dan berpendidikan, mereka cenderung memiliki keluarga yang lebih kecil.”
2. Prof. David Bloom – Ekonom dan ahli demografi dari Harvard University
Bloom menyoroti efek ekonomi dari transisi demografi:
“Ledakan populasi bisa menjadi bonus demografi jika disertai dengan investasi pada pendidikan, lapangan kerja, dan kesehatan. Jika tidak, itu bisa menjadi beban sosial-ekonomi.”
3. Dr. Eliya Zulu – Direktur African Institute for Development Policy (AFIDEP)
Zulu mengingatkan bahwa solusi populasi harus berbasis konteks lokal dan non-koersif.
“Kebijakan kependudukan yang berhasil tidak bisa hanya meniru model negara maju. Harus disesuaikan dengan nilai budaya, tingkat ekonomi, dan kebutuhan masyarakat setempat.”
Dampak Terhadap Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan erat dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Isu kependudukan mempengaruhi setidaknya 11 dari 17 tujuan SDGs, seperti:
- SDG 1: Pengentasan Kemiskinan
- SDG 3: Kesehatan dan Kesejahteraan
- SDG 4: Pendidikan Berkualitas
- SDG 5: Kesetaraan Gender
- SDG 13: Aksi Iklim
Tanpa pengelolaan yang tepat, lonjakan populasi akan memperberat beban pembangunan dan memperlebar kesenjangan.
Apa yang Bisa Dilakukan?
1. Meningkatkan Akses Kontrasepsi dan Edukasi Seksual
Kunci pengendalian populasi adalah memberi akses kepada masyarakat—khususnya perempuan—untuk memahami dan mengatur kehamilan mereka secara bebas dan bertanggung jawab.
2. Mengintegrasikan Isu Kependudukan dalam Kebijakan Publik
Kebijakan nasional harus menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan dinamika penduduk. Hal ini mencakup perencanaan kota, infrastruktur kesehatan, dan investasi pada pendidikan.
3. Membangun Kesadaran Publik
Pendidikan publik mengenai dampak pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan sosial perlu ditingkatkan, termasuk melalui media sosial dan kurikulum sekolah.
Kesimpulan
Hari Populasi Dunia bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi momen penting untuk menilai kembali strategi global dalam mengelola dinamika penduduk. Ledakan populasi dapat menjadi bencana atau berkah, tergantung bagaimana dunia meresponnya—dengan data, kesetaraan, dan kolaborasi.
Para ahli sepakat bahwa pendidikan, hak atas kesehatan reproduksi, dan kebijakan yang inklusif adalah kunci dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan di tengah dunia yang terus berkembang.
Sumber Referensi
- United Nations Population Fund (UNFPA). https://www.unfpa.org/world-population-day
- UN DESA World Population Prospects 2022. https://population.un.org
- World Bank Data on Population: https://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL
- “Factfulness” oleh Hans Rosling, 2018
- David Bloom, Harvard T.H. Chan School of Public Health, www.hsph.harvard.edu
- Eliya Zulu, African Institute for Development Policy (AFIDEP), www.afidep.org
- UNDP – United Nations Development Programme. https://www.undp.org