PTALI

Keanekaragaman Hayati: Pilar Penting Lingkungan dan Masa Depan Kehidupan

Pendahuluan

Keanekaragaman hayati atau biodiversity adalah istilah yang menggambarkan keberagaman kehidupan di Bumi, mencakup berbagai spesies tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan ekosistem tempat mereka hidup dan berinteraksi. Keanekaragaman ini menjadi fondasi bagi stabilitas dan keseimbangan lingkungan. Namun, aktivitas manusia yang terus meningkat dan eksploitasi alam yang tidak berkelanjutan telah mengancam keberlangsungan biodiversitas secara global.

Artikel ini akan membahas pentingnya keanekaragaman hayati bagi lingkungan, tantangan yang dihadapi dalam pelestariannya, serta upaya dan komitmen yang harus dilakukan demi masa depan yang berkelanjutan.

Apa Itu Keanekaragaman Hayati?

Menurut Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB (CBD), keanekaragaman hayati meliputi tiga tingkat utama:

  1. Keanekaragaman Genetik – Variasi gen dalam satu spesies, contohnya beragam varietas padi.
  2. Keanekaragaman Spesies – Jumlah dan jenis spesies yang hidup di suatu wilayah, seperti berbagai spesies burung di hutan hujan tropis.
  3. Keanekaragaman Ekosistem – Perbedaan dalam ekosistem di berbagai wilayah, seperti hutan, padang rumput, rawa, laut, dan gunung.

Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas, bersama Brasil dan Kongo, karena memiliki kekayaan hayati yang luar biasa. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memiliki sekitar 17% spesies di dunia, termasuk lebih dari 20.000 spesies tumbuhan berbunga, 515 spesies mamalia, dan 1.615 spesies burung.

Pentingnya Keanekaragaman Hayati bagi Lingkungan

1. Menjaga Keseimbangan Ekosistem

Setiap spesies dalam suatu ekosistem memiliki peran spesifik yang saling bergantung. Contohnya, lebah sebagai penyerbuk berkontribusi dalam reproduksi tanaman. Jika lebah punah, rantai makanan dan ekosistem pertanian bisa terganggu.

2. Sumber Pangan dan Obat-obatan

Tanaman dan hewan menyediakan pangan, gizi, dan obat-obatan bagi manusia. Banyak obat modern berasal dari ekstrak tumbuhan dan mikroorganisme, seperti morfin dari opium dan artemisinin dari Artemisia annua.

3. Regulasi Iklim dan Bencana Alam

Hutan hujan, seperti Amazon dan hutan tropis Indonesia, menyerap karbon dan menghasilkan oksigen. Akar pohon menahan tanah agar tidak longsor, sedangkan vegetasi menjaga siklus air.

4. Keindahan dan Nilai Budaya

Banyak budaya lokal yang erat kaitannya dengan alam dan makhluk hidup di sekitarnya. Upacara adat, mitos, dan pengetahuan tradisional sering bersumber dari keanekaragaman hayati lokal.

Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati

Sayangnya, keanekaragaman hayati dunia terus menurun. Laporan Living Planet Report 2022 dari WWF menyatakan bahwa populasi spesies vertebrata global menurun rata-rata 69% sejak tahun 1970.

Berikut adalah ancaman utama:

1. Kehilangan Habitat

Konversi hutan menjadi lahan pertanian, perkebunan sawit, atau permukiman menyebabkan hilangnya habitat alami bagi berbagai spesies.

2. Perubahan Iklim

Perubahan suhu dan pola cuaca menyebabkan gangguan pada siklus reproduksi dan migrasi hewan, serta mengubah ekosistem secara drastis.

3. Polusi

Pencemaran air, tanah, dan udara merusak ekosistem. Sampah plastik di laut telah menyebabkan kematian massal satwa laut seperti penyu dan burung laut.

4. Spesies Invasif

Introduksi spesies asing ke suatu wilayah bisa memusnahkan spesies lokal karena persaingan, predasi, atau penyebaran penyakit.

5. Eksploitasi Berlebihan

Perburuan liar, penebangan hutan ilegal, dan penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan menguras populasi spesies tertentu hingga menuju kepunahan.

Dampak Kehilangan Keanekaragaman Hayati

Kehilangan keanekaragaman hayati berdampak langsung pada manusia dan lingkungan:

  • Gangguan pada sistem pangan: Hilangnya penyerbuk dan degradasi lahan mengancam ketahanan pangan.
  • Meningkatnya risiko penyakit: Perusakan habitat mendorong satwa liar mendekati manusia, meningkatkan risiko zoonosis seperti COVID-19.
  • Ketimpangan ekonomi: Masyarakat adat dan lokal yang bergantung pada alam menjadi rentan kehilangan mata pencaharian.

Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Berbagai inisiatif lokal, nasional, dan internasional telah dilakukan untuk melestarikan biodiversitas.

1. Kawasan Konservasi

Indonesia memiliki lebih dari 500 kawasan konservasi yang mencakup taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa. Contohnya:

  • Taman Nasional Ujung Kulon: Habitat badak Jawa yang hampir punah.
  • Taman Nasional Lorentz: Warisan dunia UNESCO dengan ekosistem dari pantai hingga gletser tropis.

2. Rehabilitasi dan Reforestasi

Gerakan penghijauan dan reforestasi dilakukan untuk memulihkan ekosistem rusak, seperti program Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai oleh KLHK.

3. Pemanfaatan Berkelanjutan

Konsep ekowisata dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti madu hutan, rotan, dan getah damar memungkinkan masyarakat mendapat manfaat ekonomi tanpa merusak alam.

4. Edukasi dan Partisipasi Publik

Program pendidikan lingkungan hidup di sekolah dan kampanye publik membantu meningkatkan kesadaran masyarakat.

5. Kebijakan dan Regulasi

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Keanekaragaman Hayati dan memiliki Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Peran Masyarakat dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati

Setiap individu dapat berkontribusi:

  • Mengurangi sampah plastik dan memilih produk ramah lingkungan.
  • Menghindari pembelian satwa liar atau produk ilegal.
  • Bertani secara organik atau mendukung pertanian lokal.
  • Berpartisipasi dalam penanaman pohon dan kegiatan konservasi.
  • Mengedukasi orang lain tentang pentingnya keanekaragaman hayati.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Tantangan utama adalah menyelaraskan pembangunan ekonomi dengan pelestarian lingkungan. Dunia membutuhkan pendekatan berbasis alam (nature-based solutions) dalam menghadapi krisis iklim dan pangan. Keberlanjutan tidak bisa hanya bersifat wacana, tetapi harus menjadi arah nyata dalam kebijakan, bisnis, dan gaya hidup.

Keanekaragaman hayati bukan sekadar warisan alam, tetapi modal hidup yang menentukan masa depan umat manusia. Jika dikelola dengan bijak, kita tidak hanya melindungi makhluk hidup lain, tetapi juga memastikan keberlangsungan hidup kita sendiri.

Penutup

Lingkungan dengan keanekaragaman hayati yang sehat adalah fondasi bagi kehidupan yang berkelanjutan. Ancaman terhadap biodiversitas harus dijawab dengan tindakan kolektif dari pemerintah, swasta, masyarakat, dan komunitas internasional. Kini saatnya kita menyadari bahwa menjaga keanekaragaman hayati bukan hanya tugas para ilmuwan atau aktivis, tapi tanggung jawab kita bersama sebagai penghuni Bumi.

Daftar Pustaka

  1. United Nations Convention on Biological Diversity. (https://www.cbd.int/)
  2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Status Keanekaragaman Hayati Indonesia”. (https://www.menlhk.go.id/)
  3. WWF. Living Planet Report 2022. (https://www.wwf.org)
  4. FAO. “Biodiversity for Food and Agriculture”. (http://www.fao.org/biodiversity/)
  5. IPBES Global Assessment Report on Biodiversity and Ecosystem Services, 2019. (https://ipbes.net/)
  6. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
  7. Mongabay Indonesia – Artikel dan laporan tentang konservasi dan lingkungan. (https://www.mongabay.co.id/)
Safrin Heruwanto

By admin