Menjalin Harmoni: Menumbuhkan Kepedulian Lingkungan di Hari Buku Nasional
Pendahuluan
Setiap tanggal 17 Mei, Indonesia memperingati Hari Buku Nasional, yang ditetapkan sejak tahun 2002 oleh Menteri Pendidikan saat itu, Abdul Malik Fadjar. Momentum ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yang tergolong rendah (UNESCO, 2016). Namun, Hari Buku Nasional juga dapat dijadikan sebagai ajang refleksi atas bagaimana literasi dapat mendorong kesadaran dan tindakan pelestarian lingkungan.
Literasi sebagai Fondasi Kesadaran Lingkungan
Literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, tapi juga mencakup kemampuan memahami dan mengelola informasi untuk membuat keputusan yang berdampak. Dalam hal ini, literasi lingkungan (environmental literacy) menjadi kunci untuk menciptakan warga yang sadar akan tantangan ekologis dunia.
Menurut UNESCO (2021) dalam dokumen Education for Sustainable Development, pendidikan dan literasi memainkan peran penting dalam menumbuhkan sikap dan tindakan yang ramah lingkungan. Buku dan bacaan lainnya menjadi alat penting untuk memperkuat kesadaran ini.
Kontribusi Buku dalam Gerakan Pelestarian Alam
1. Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Lingkungan
Buku-buku non-fiksi yang membahas topik seperti perubahan iklim, kerusakan hutan, dan pencemaran lingkungan memberikan pemahaman berbasis ilmiah. Salah satu contohnya adalah Silent Spring (1962) karya Rachel Carson, yang diakui secara global telah memicu gerakan lingkungan modern (EPA, 2020).
Di Indonesia, buku seperti Ecology: From Science to Action oleh Otto Soemarwoto dan karya WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) memperkenalkan perspektif lokal mengenai kerusakan lingkungan dan perjuangan masyarakat adat.
2. Membangun Empati melalui Fiksi
Fiksi dapat menyentuh ranah emosional pembaca. Penelitian oleh The Reading Agency (UK, 2020) menunjukkan bahwa literatur fiksi dapat meningkatkan empati sosial dan lingkungan. Buku anak-anak seperti Tanah Air Beta atau Hutan Untuk Rimba mendorong kepedulian generasi muda terhadap flora dan fauna.
3. Menjadi Panduan Aksi Nyata
Buku-buku panduan praktis seperti Zero Waste Home oleh Bea Johnson atau The Story of Stuff oleh Annie Leonard menyajikan langkah-langkah konkret untuk hidup ramah lingkungan. Penerbitan buku-buku ini menumbuhkan gaya hidup hijau di berbagai kalangan.
Dampak Produksi Buku terhadap Lingkungan
Ironisnya, industri buku juga memiliki dampak terhadap lingkungan. Data dari Green Press Initiative (2023) menyebutkan bahwa setiap tahunnya, sekitar 30 juta pohon ditebang hanya untuk mencetak buku di Amerika Serikat. Proses pembuatan kertas dan pencetakan menyumbang emisi karbon dan limbah berbahaya.
Solusi dan Praktik Ramah Lingkungan:
- Menggunakan kertas bersertifikasi FSC (Forest Stewardship Council).
- Beralih ke buku digital atau e-book.
- Mendorong budaya membaca di perpustakaan atau komunitas baca bersama.
- Mendukung penerbit yang mengedepankan eco-printing dan daur ulang.
Kampanye Literasi dan Lingkungan: Kolaborasi yang Menginspirasi
Berbagai organisasi dan komunitas telah menggabungkan agenda literasi dan pelestarian alam, antara lain:
- Book for Tree Project (Indonesia): Setiap satu buku yang terjual, satu pohon ditanam. (bookfortree.id)
- Let’s Read Asia (The Asia Foundation): Menyediakan buku digital gratis bertema lingkungan untuk anak-anak.
- Earth Day Reading Challenges di berbagai negara menggabungkan kampanye baca dengan aksi bersih-bersih lingkungan.
Hari Buku Nasional sebagai Momen Edukasi Lingkungan
Momentum Hari Buku Nasional dapat diisi dengan kegiatan yang menggabungkan literasi dan aksi lingkungan, seperti:
- Diskusi dan bedah buku bertema lingkungan.
- Lomba menulis cerita atau puisi tentang alam.
- Kelas daur ulang buku dan kertas.
- Donasi buku bekas dan kampanye Book Sharing for Earth.
Hal ini selaras dengan prinsip Education for Sustainable Development Goals (ESDGs) yang dicetuskan oleh PBB.
Kesimpulan
Hari Buku Nasional adalah saat yang tepat untuk tidak hanya merayakan literasi, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Buku adalah jembatan pengetahuan, cermin nilai, sekaligus senjata peradaban. Saat buku berbicara tentang bumi, maka pembacanya akan belajar untuk menyayanginya.
Dengan mendorong penerbitan dan pembacaan buku yang berwawasan lingkungan, serta menumbuhkan budaya literasi hijau sejak dini, kita turut serta dalam menciptakan generasi yang cerdas dan peduli akan masa depan planet ini.
Daftar Sumber
- UNESCO. (2021). Education for Sustainable Development: A Roadmap. https://unesdoc.unesco.org
- Environmental Protection Agency (EPA). (2020). Rachel Carson and Silent Spring. https://www.epa.gov/history
- Green Press Initiative. (2023). Sustainable Publishing Facts. https://greenpressinitiative.org
- The Reading Agency. (2020). Empathy and Literature Research. https://readingagency.org.uk
- Book for Tree Indonesia. (2024). Tentang Program. https://bookfortree.id
- The Asia Foundation. (2023). Let’s Read Asia Project. https://www.letsreadasia.org
Daftar Buku Bertema Lingkungan dan Sumbernya
1. Silent Spring – Rachel Carson
Topik: Dampak pestisida terhadap lingkungan, awal gerakan lingkungan modern.
Diterbitkan: 1962
Relevansi: Mengubah kebijakan lingkungan di AS, inspirasi bagi gerakan pelestarian alam global.
Sumber: EPA – Rachel Carson’s Legacy
2. This Changes Everything: Capitalism vs. The Climate – Naomi Klein
Topik: Krisis iklim, ekonomi kapitalis, dan aktivisme lingkungan.
Diterbitkan: 2014
Relevansi: Mendorong diskusi global tentang perubahan sistemik demi menyelamatkan bumi.
Sumber: Naomi Klein’s Official Website
3. The Sixth Extinction: An Unnatural History – Elizabeth Kolbert
Topik: Kepunahan massal spesies akibat aktivitas manusia.
Diterbitkan: 2014 (Peraih Pulitzer Prize 2015)
Relevansi: Mengajak pembaca menyadari dampak manusia terhadap keanekaragaman hayati.
Sumber: Penguin Random House – The Sixth Extinction
4. Ecology: From Science to Action – Otto Soemarwoto (Indonesia)
Topik: Ekologi, lingkungan Indonesia, dan pembangunan berkelanjutan.
Diterbitkan: Beberapa edisi sejak 1983
Relevansi: Rujukan penting dalam kajian lingkungan di Indonesia.
Sumber: Perpustakaan Nasional RI / Toko buku Gramedia
5. Tanah Air Yang Hilang – Eko Cahyono
Topik: Konflik agraria, kerusakan lingkungan, dan perjuangan masyarakat adat.
Diterbitkan: 2014
Relevansi: Menggambarkan krisis lingkungan dan sosial akibat eksploitasi sumber daya.
Sumber: INSISTPress
6. Zero Waste Home – Bea Johnson
Topik: Gaya hidup minim sampah, panduan praktis hidup ramah lingkungan.
Diterbitkan: 2013
Relevansi: Mendorong individu dan keluarga untuk mengurangi jejak ekologis.
Sumber: zerowastehome.com
7. Melawan Lupa, Melawan Rusak – WALHI (Antologi)
Topik: Kisah nyata perjuangan masyarakat dalam mempertahankan lingkungan hidup.
Diterbitkan: Oleh WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)
Relevansi: Perspektif lokal atas kerusakan alam dan ketimpangan struktural.
Sumber: walhi.or.id