PTALI

Pendahuluan:

Setiap 13 Agustus, masyarakat Langkat, Sumatera Utara, mengenang sebuah peristiwa heroik yang akrab disebut Pangkalan Brandan Lautan Api—juga dikenal sebagai Brandan Bumi Hangus. Pada hari ini, peringatan menjadi refleksi atas pengorbanan pejuang Indonesia dalam menjaga aset strategis: ladang minyak Pangkalan Brandan.

1. Latar Sejarah Pangkalan Brandan

1.1. Pangkalan Brandan: Kota Minyak Pertama

Pangkalan Brandan, sebuah kota pelabuhan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dikenal sebagai titik awal industri minyak di Indonesia. Pada 1885, Aeilko Jans Zijlker—pengusaha Hindia Belanda—berhasil mengebor sumur minyak pertama (‘Telaga Tunggal No. 1’) setelah sebelumnya melakukan eksplorasi di Telaga Said sejak awal 1880-an WikipediaWikipedia.
Kilang minyak pertama mulai beroperasi pada 1892 dan menjadi asal mula perusahaan Royal Dutch (kelak menjadi Shell) WikipediaWikipedia.

1.2. Kepentingan Strategis Masa Kolonial

Sejak akhir abad ke-19, di bawah Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmatsyah, Kesultanan Langkat menggandeng pengusaha asing—termasuk dalam industri minyak di Pangkalan Brandan—yang menjadikan wilayah ini sebagai pusat modernisasi dan sumber kekayaan bagi Langkat tirto.id.

2. Peristiwa “Pangkalan Brandan Lautan Api” (13 Agustus 1947)

2.1. Konteks Agresi Militer Belanda I (1947)

Setelah proklamasi kemerdekaan 1945, pihak Belanda melancarkan agresi militer. Untuk mencegah tambang minyak kembali dikuasai Belanda, para laskar rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) mengambil langkah ekstrem: membumihanguskan infrastruktur minyak di Pangkalan Brandan.

2.2. Kronologi Peristiwa

  • 22 Juli 1947: Belanda mendarat di Stabat dan merambah wilayah Langkat, menciptakan ancaman nyata terhadap Pangkalan Brandan tirto.idTIMES Indonesia.
  • 24 Juli 1947: Laskar dan TKR membentuk Komando Langkat Area untuk menghadapi invasi tirto.id.
  • 6 Agustus 1947: Komando tersebut mengeluarkan perintah strategis untuk menghancurkan ladang minyak jika diperlukan tirto.idpurakadua.id.
  • 12 Agustus 1947: Seruan evakuasi radius 3 km dari area Pangkalan Brandan disampaikan bagi warga tirto.idpurakadua.id.
  • 13 Agustus 1947, pukul 03.00: Dimulai pembakaran tangki minyak, kilang, perumahan, dan barak militer, menghasilkan lautan api dan asap setinggi ribuan kaki, membuat Belanda gagal menguasai wilayah tersebut tirto.idpurakadua.id.

2.3. Pandangan dan Makna Heroik

Peristiwa ini menjadi lambang strategi bumi hangus: agar aset minyak yang sangat vital tak jatuh ke tangan musuh. Hingga kini, tanggal 13 Agustus diakui sebagai Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api tirto.idKOMPASIANATIMES Indonesia.

3. Peristiwa “Bumi Hangus” Sebelumnya & Setelahnya

3.1. Bumi Hangus 1942 (Antisipasi Jepang)

Sebelumnya, pada masa pendudukan Jepang (1942), Belanda sempat membumihanguskan kilang Pangkalan Brandan untuk menghindari penguasaan Jepang purakadua.id.

3.2. Agresi Militer II (Desember 1948)

Semangat yang sama juga diterapkan menjelang Agresi Belanda II, sekaligus membumihanguskan kembali fasilitas vital di akhir 1948 purakadua.id.

4. Peringatan dan Warisan Sejarah

4.1. Momentum Tahunan Peringatan

Setiap tahun, warga Langkat mengenang peristiwa ini dengan upacara di kompleks Pertamina UP-I Pangkalan Brandan. Bahkan, pada tahun 2004, peringatan ini dikaitkan dengan deklarasi pemekaran Kabupaten Teluk Aru purakadua.id.

4.2. Upaya Pengakuan Resmi

Lewat Perda No. 8 Tahun 1995, Kabupaten Langkat menetapkan peristiwa ini sebagai hari bersejarah. Gubernur Sumatera Utara pun pernah menyatakan niat memperjuangkan pengakuannya di tingkat provinsi maupun nasional purakadua.id.

5. Nilai Sejarah & Refleksi Masa Kini

5.1. Aset Strategis Nasional yang Mahal

Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya Pangkalan Brandan bagi Indonesia—tidak hanya sebagai sumber devisa, namun juga simbol pertahanan nasional saat itu. Kilang dan ladang minyaknya menjadi dasar lahirnya Pertamina di kemudian hari purakadua.idWikipediaWikipedia.

5.2. Spirit Perjuangan & Keteladanan

Para pejuang saat itu bertindak atas dasar pengabdian dan pengorbanan demi bangsa. Kini, sejarah tersebut semestinya menjadi inspirasi bagi generasi muda, terutama dalam konteks industri energi nasional purakadua.id.

5.3. Jejak Fisik Sejarah

Hingga kini, jejak-jejak fisik—seperti kilang tua, lan atau perumahan zaman Belanda—masih terdapat di Pangkalan Brandan. Hal ini menambah nilai historis dan potensi wisata edukasi purakadua.id.

Kesimpulan

Peristiwa Pangkalan Brandan Lautan Api adalah kisah heroik yang merefleksikan keberanian penuh pengorbanan untuk menjaga aset strategis Indonesia. Setiap tanggal 13 Agustus, generasi bangsa diingatkan untuk menyemai semangat perjuangan, nasionalisme, serta pentingnya menjaga sejarah sebagai pijakan masa depan. Sejarah panjang kilang dan ladang minyak Pangkalan Brandan tak hanya menandai perjalanan industri migas Indonesia

Daftar Sumber:

  • Tirto.id – Sejarah Hari Peringatan Pangkalan Brandan Lautan Api tirto.id
  • Wikipedia Bahasa Indonesia – Pangkalan Brandan, dan kronologi sejarah pengeboran minyak Wikipedia
  • Kompasiana & Times Indonesia – penjabaran peristiwa bumi hangus KOMPASIANATIMES Indonesia
  • Desa Puraka II (Purakadua.id) – Nilai sejarah kilang dan peringatan purakadua.id
Safrin Heruwanto

By admin